Pada
dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur
pengarahan (directive
behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi (directing), pembinaan (coaching), demokrasi (supporting), dan kendali bebas (delegating).
Pada
gaya kepemimpinan otokrasi, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan.
Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk
mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.
Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan
pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota
tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang
diputuskan pemimpin.
Gaya
kepemimpinan pembinaan mirip dengan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan ini
seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk
mencapai sasaran tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk
ikut memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Pada
kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan.
Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
Gaya
kepemimpinan kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis.
Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama
yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk
menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya
berperan sebagai pemantau saja.
Lalu,
gaya kepemimpinan yang mana yang sebaiknya dijalankan? Jawaban dari pertanyaan
ini adalah tergantung pada kondisi anggota itu sendiri. Pada dasarnya tiap gaya
kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan mengetahui kondisi
nyata anggota, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang tepat.
Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk
divisi atau seksi yang berbeda.
Kepemimpinan
otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya
tinggi. Kepemimpinan pembinaan cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi sedang
dan komitmen rendah. Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki
kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sementara itu, kepemimpinan
kendali bebas cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen
tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar